Gabut Part 2

 Dari mana harus mulai....

Oke.. *tarik nafas

Saat ini aku sedang berada di titik dimana aku sangat mensyukuri hidupku dan sedang sangat menikmati proses perjalanan kehidupanku.

Banyak sekali kejadian yang aku lewati, yang sebelumnya sama sekali tidak terpikirkan olehq. 2018 akhir sampai 2021 adalah tahun yang luar biasa berat, dan finalnya semua sudah clear ditahun ini 2022. Cape ? jelas, tapi itu kemarin, sekarang jauh jauh jauh lebih baik dan yaa sekarang bisa ngetik tulisan ini dengan hati yang "biasa saja".

Setiap orang punya saat dimana dia merasa sedang berada di titik terendah dalam hidupnya. Pernah ngerasain banget, hidup ini apa banget sih, hidup ini buat apa, ngapain, harus apa, DLL yang bikin aku ngerasa udah kaya hidup ini engga penting banget ini bukan kehidupan aku seperti biasanya. Naudzubillah min dzalik.

Sampe akhirnya aku berfikir bahwa tidak semuanya bisa aku pendam sendiri, aku butuh orang lain yang benar-benar bisa kupercaya dan memiliki pengetahuan agama serta logika yang baik untuk membantu mencari solusi terbaik tentang masalahku. Ya, aku ngerasa udah engga mampu, bukan engga mampu sih tapi lebih ke takut salah ambil keputusan, karena selama ini semua aku kerjakan sendiri, dan see kamu salah kaprah vo. Singkatnya aku memilih 1 sahabat dari kuliah yang sudah menikah, kuberanikan untuk aku ceritakan dan kuberikan bukti tentang apa yang sebenarnya aku alami selama ini, dia kuanggap tegas dan punya pemikiran cerdas terlebih soal logika, dan jelas dia kaget. Aku dikenalnya orang yang pintar termasuk membaca tingkah polah orang tapi kenapa bisa, seperti ini ? 

Sekarang sudah kutemukan jawabannya, bahwa ini hanya dunia, apa saja bisa terjadi dan kepada siapa saja. Tenang dan nikmati. 

Aku pernah membaca kutipan yang intinya adalah:

Setiap orang pasti ada satu kebahagiaan yang diambil oleh Allah. Entah itu dari sisi ekonomi, dari suami, dari istri, anak, orang tua, sosial, kesehatan, DLL. Semua orang sedang berjuang keluar dari masalahnya masing-masing. Tidak ada kehidupan yang sempurna. Bedanya ada orang yang update di sosial soal kesedihan dan ada orang yang enggan menceritakan kesediahnnya. 

Katanya aku terlalu baik, terlalu percaya, terlalu mudah dimanfaatkan. Tapi aku tidak kapok menjadi orang baik dan akan terus menjadi orang baik, sampai bisa bertemu dengan orang yang benar-benar baik lainnya. 

Jatuh boleh, sedih boleh tapi jangan berlarut-larut. Berwudhu, Sholat, membaca AlQuran itulah obat yang sesungguhnya obat. 

Masa lalu terimakasih banyak atas proses pendewasaan ini. Aku minta maaf pasti ada khilaf yang tanpa sengaja pernah ku perbuat hingga menyakiti orang lain dan aku juga memaafkan semua masa lalu yang menyakitiq. 

Sekarang aku sudah hidup dengan sederhana, dengan simple, dengan tenang dan dengan kebahagiaan. Aku yakin jalan selanjutnya akan baik, semakin baik dan semakin baik lagi. Aku punya Tuhan, aku punya bisnis, aku punya karywan, aku punya keluarga yang baik, aku punya malaikat yang lucu, aku tidak iri dengan kehidupan siapapun, aku sehat, aku tidak merepotkan, aku mandiri, aku setia, aku jujur, aku tidak kasar, Aku peduli, Aku sangat loyal, dan jika ada orang yang menyakitiq ? bukan aku yang rugi, tapi dia. 

Roda kehidupan akan terus berputar meskipun sesaat kamu merasa duniamu runtuh. Tidak ada yang peduli. Mari melanjutkan kehidupan yang sudah diaturNya, suka tidak suka itulah jalan yang kamu dapatkan. Tetap di jalanNya. Bcs, the only true love and relationship, you and Allah. He never hurts you and leave you.

Panjang juga ya cerita gabut hari ini. Kalo ini di posting kayanya bakal jadi cerita gabut terpanjang sih. Draft atau posting ya ? Posting aja deh. 

Ada 2 tipe orang yang bisa membaca cerita ini. Orang yang benar-benar peduli sama aku dan orang yang "haus" bahan tentang aku. Karena engga akan muncul kalau kamu engga "Sengaja" mencari. Btw, ternyata udara bebas enak banget ya. πŸ˜†

Comments