Potret Kehidupan

Seperti biasa hari ini sabtu saatnya aku melakukan perjalanan Yogyakarta - Sragen dengan menggunakan kendaraan umum. Aku berangkat dari Yogyakarta atau biasa dipanggil Jogja sekitar pukul 10.30 pagi dengan menaiki bus antar provinsi yang terkenal cepatnya dari terminal Giwangan Yogyakarta. Awal naik pemandangan seperti biasa aku temui, musisi jalanan dari yang sendirian hingga rombongan, seorang bapak yang menawarkan jualannya seperti air mineral permen DLL, hingga ibu-ibu paruh baya yang menjajakan baso tahu ketika sampai di daerah Klaten. Ya.. hal itu sudah sangat biasa aku temui karena aku sudah biasa juga berada di kendaraan umum bercampur dengan ragam sifat, karakter, pekerjaan, sosial DLL.

Saat itu kendaraan yang aku tumpangi sampai di daerah Kebakramat. Sekedar informasi Kebakramat adalah wilayah setelah kamu keluar dari Solo dan menuju ke arah kota Sragen melalui jl. raya solo-sragen. Aku lihat ada pelajar SD dan SMP berjajar di pinggir jalan yang jumlahnya tak sedikit, pria dan wanita. Tepat bus yang berada di depan bus yang aku tumpangi berhenti, ternyata mereka sama sepertiku, ingin menaiki kendaraan umum untuk menuju ke rumah, tapi ada hal yang membuatku trenyuh dan tak tega melihatnya.

Anak-anak SD tersebut bergelantungan di pintu bus, jelas hal ini karena bus tersebut penuh sesak dan tak ada tempat buat mereka sekedar berdiri diantara tempat duduk dalam bus. Tak tega rasanya melihat hal tersebut, dengan ukuran bus yang besar bukan ukuran mini bus, di naiki dengan penuh sesaknya dan mereka bergelantungan di gagang pintu untuk menahan diri agar tidak jatuh, yaa, mereka hanya bertumpu pada salah satu tangan mungil dan kakinya untuk bertahan agar tidak jatuh saat bus melaju di jalan raya. 

Disisi lain mereka juga ingin cepat pulang, mungkin apabila menunggu bus yang selanjutnya terlalu lama dan memakan waktu, atau mungkin meskipun menunggu sama-sama penuh. Namun, menurutku pribadi, hal ini sangat membahayakan nyawa mereka, mereka bukan berada di jalur sepi, tapi jalan raya, mereka masih sangat anak-anak. Serba salah memang. Ini hanya sebagian potret kehidupan anak sekolah yang berjuang saat pulang dan mungkin saat berangkat sekolah juga. Aku yakin tidak ada usaha yang sia-sia. Semoga ilmu yang kita tuntut akan menjadikan indah pada waktunya. :)

Comments